Berhati-hati dengan Hati

Oleh :  Anshori Ramadhany
Pada suatu hari terdapat seorang telungkup di tanah  di bawah teriknya sinar matahari, dengan tas disampingnya. Kemudian ada sekelompok orang menghampiri dan memeriksa keadaan orang itu . Meninggal !! , kata salah seorang dari mereka. Mereka kemudian sepakat membuka tas yang berada disamping orang itu dan mencari penyebabnya,apa sebenarnya yang telah terjadi.
Ternyata mereka semua berpikiran sama, andaikan tas itu terbuka sesaat sebelumnya, maka orang itu mungkin tidak meninggal dalam keadaan seperti ini.
Taukah anda, Apakah isi tas itu ??  Ternyata isi tas itu adalah parasut. Parasut itu gagal terbuka pada saat orang itu melakukan terjun payung. Memang sangat menyedihkan. Parasut jadi penentu keselamatan jiwa para penerjun payung. Dan begitu jugalah kiranya dengan hati kita. Hati hanya akan berfungsi jika dalam keadaan terbuka.

Hati akan menjadi penyelamat. Makan berlebihan tertalu banyak tidur.malas,egois,pemarah, suka mencaci-maki orang lain, menghina orang lain. Itu semuanya Penyakit Hati, yang akan kian menebal jika tidak segera dibersihkan. Melaksanakan sholat berjamah , berpuasa, melaksanakan amalan-amalan sunnah, membaca Al-Quran termasuk salah satu cara dari sekian cara membersihkan hati kita. Membaca Kalimat – kalimat Toyyibah juga merupakan cara memberisihkan hati, Cara Membuka Hati..!
Ketika disebut Asma Allah, ketika membaca atau mendengarkan Alquran ,kemudian kita renungkan,kita hayati dengan penuh keyakinan,syukur-syukur kalau hati kita bisa bergetar , kemudian kita bisa meneteskan air mata, maka bergetarnya hati dan tetesan air mata kita itu merupakan tanda HATI KITA MULAI TERBUKA yang selanjutnya hati kita akan benar-benar terbuka.
Mari kita renungkan informasi yang Allah berikan buat kita dalam surat Al-Anfaal ayat 2 : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hatinya,dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka ( karenanya ) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”
Kalau hati kita terbuka akan menyerap petunjuk lebih mudah, menerima hidayah lebih mudah dan berprilaku lebih mulia. Ayo kita berupaya jangan sampai hati kita baru terbuka setelah Allah memberi peringatan yang keras pada kita,entah apa bentuk peringatan Allah itu. Mungkin saja berupa bencana alam, berupa penyakit menular yang ganas, berupa krisis pangan dan sembako, berupa pemimpin yang dholim, atau peringatan apa sajalah yang termasuk peringatan-peringitan yang lain yang bermacam-macam ragam. Wallahu wa’lam !! Naudzubillah…
Kotoran hati tersebut sudah menjadi bagian dari prilaku dan sikap keseharian manusia. Oleh karena itu :
Ayo sama-sama kita perhatikan hati kita karena ia akan menjadi fikiran kita. Perhatikan fikiran kita karena ia akan menjadi perkataan kita. Jangan lupa.. perhatikan pula setiap perkataan kita karena ia akan menjadi perbuatan kita. Perhatikan juga perbuatan-perbutan kita karena ia akan menjadi kebiasaan kita
Selanjutnya…,perhatikan, renungkan dan sadari semua kebiasaan kita karena ia akan menjadi karakter kita, Kemudian terakhir ayoo… perhatikan karakter yang kita miliki karena setiap karakter kita itu akan menjadi lintasan hati kita.
Sebagai sebuah contoh,kalau kita mau membandingkan kebiasaan dan karakter antara diri kita dan Rasulullah SAW manusia yang kamil, pada taraf tertentu cuman beda SEDIKIT. Misalnya saja kalau Rasul sedikit tidur, sedikit makan,sedikit marah maka kalau kebiasaan dan karakter kita adalah sedikit-sedikit tidur, sedikit-sedikit makan,sedikit-sedikit marah. Cuman beda kata sedikit. Semuanya itu bermuara pada hati kita. Benar sekali kalau Rasullullah SAW bersabda bahwa di dalam tubuh kita ada segumpal daging ,kalau daging itu baik maka fikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, karakter kita akan menjadi Baik. Akan tetapi kalau segumpal daging itu tidak baik maka fikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, karakter kita akan menjadi buruk dan tidak terpuji. Segumpal daging itu adalah HATI.
Yang jelas, jangan biarkan hati kita tertutup dengan butir-butir kotoran hati
Sekarang ,mulai kita tanyakan pada diri kita sendiri apa yang terlintas dalam hati kita pada saat ini, saat itu, dalam keadaan ini, dalam keadan itu. Karena kalau bukan bertanya pada diri sendiri .. lantas pada siapa ???
Banyak kesempatan untuk memperbaiki !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar